Cara Menghapus Partisi Hard Disk Tanpa Hilangkan File
Teknisi di toko umumnya akan menolong orang yang membeli laptop atau komputer baru dengan meng-install beberapa software penting dan melakukan pengaturan yang lain. Mungkin, salah satu pengaturan yang dikerjakan adalah membagi ruang di dalam hard disk menjadi beberapa partisi. Beberapa partisi itu misalnya: drive C untuk sistem komputer, drive D untuk data, dan drive E untuk entertainment.
Tiga partisi tersebut dibuat dengan maksud semoga si pengguna dapat mengendalikan datanya dengan rapi. Meski begitu, sebagian orang ada yang merasa dua partisi saja telah cukup. Satu untuk sistem dan program, sedangkan satu lainnya untuk menyimpan berkas. Karena itu, mereka ingin meniadakan satu partisi di dalam hard disknya.
Memiliki partisi hard disk dengan jumlah yang lebih sedikit bergotong-royong bukan soal selera saja. Namun, ada alasan lain yang layak diperhatikan perihal kenapa kamu harus menghemat partisi hard disk? Berikut Carisinyal merangkumnya dari beberapa sumber.
Alasan Mengapa Perlu Mengurangi Partisi
Ada banyak alasan mengapa sebuah komputer tak perlu membikin banyak partisi. Namun, Carisinyal cuma akan menjelaskan beberapa hal fundamental dan sering dijumpai. Berikut ini penjabarannya:
1. Bukan Pengguna Dual-OS
Apakah kamu masih belum move-on dari Windows 7? Atau, kamu ialah salah satu penggemar Linux. Jika bukan keduanya, memiliki begitu banyak partisi hard disk malah mubazir. Seorang pengguna dua tata cara operasi dalam satu komputer memerlukan setidaknya dua partisi. Sebab, satu tata cara operasi cuma bisa berlangsung efektif jika dipasang di satu partisi saja.
2. Sudah Memakai SSD
Partisi yang banyak diyakini dapat mempercepat kinerja hard disk magnetik (hard disk drive) dalam mencari dan membaca file. Hal ini terjadi alasannya adalah cara kerja hard disk cenderung untuk menemukan file yang berskala lebih besar terlebih dahulu dan lokasinya di blok yang berdekatan. Karena itu, hard disk butuh waktu lebih lama untuk mendapatkan satu file kecil di satu partisi yang isinya macam-macam.
Di segi lain, manfaat yang serupa tidak akan terjadi jika kamu telah memakai SSD (Solid State Drive) sebagai media penyimpanan utama di komputer. Sekalipun SSD yang kamu pakai masih bertipe SATA 2,5 inci, kecepatan yang dimilikinya berkali-kali lipat lebih kencang daripada hard disk magnetik.
Hal ini alasannya adalah SSD yakni memori berjenis flash dan punya cara kerja lain dalam mengatasi file. Tidak mirip hard disk yang sejatinya merupakan piringan dan butuh melaksanakan rotasi untuk memperoleh atau membaca suatu file.
3. Risiko Berkurangnya Kapasitas Maksimal
Setiap kali membuat partisi berarti akan ada sekat yang diciptakan di dalam hard disk. Sekat-sekat itu bisa jadi memerlukan ruang yang mengurangi volume secara keseluruhan. Kira-kira seperti itulah analogi saat membuat partisi di hard disk.
Kapasitas hard disk yang sedang kita pakai dikala ini saja pasti selalu lebih sedikit dibandingkan dengan labelnya. Misalnya, di hard disk dengan kapasitas 500 GB, pasti yang bisa digunakan kurang dari itu. Mungkin ruang maksimum yang mampu dimanfaatkan sekitar 460-470 GB. Kenapa itu mampu terjadi? Sebab ada sebagian ruang digunakan untuk metode tata kelola memori.
4. Tak Leluasa Menyimpan File
Hard Disk yang terpasang di komputermu mungkin saja punya kapasitas yang lumayan besar. Misalnya 512 GB dengan kapasitas maksimum yang mampu digunakan 476 GB. Sekitar 100 GB di antaranya telah kau alokasikan untuk metode operasi dan program.
Sehingga, masih ada 376 GB yang tersisa. Hanya saja, 376 GB itu kau alokasikan ke lima partisi yang masing-masing sekitar 70 GB. Kalau file yang kamu miliki hanya film beresolusi Full HD, satu partisi mampu menyimpan 50 film lebih. Namun, jika file yang mau kau simpan yakni gim, 70 GB untuk satu partisi yaitu sebuah kesalahan.
Pasalnya, gim-gim masa kini punya ukuran (sehabis install) yang sungguh-sungguh besar. Contohnya adalah Call Of Duty: Infinite Warfare (101 GB), Gears Of War 4 (112, 3 GB), dan Final Fantasy XV (148 GB). Oleh alasannya itu, buatlah partisi yang sedikit agar mampu lebih leluasa menyimpan data.
5. Lebih Mudah Mengalami Fragmentasi
Fragmentasi memang sudah menjadi penyakit umum dari sebuah hard disk. Hard disk pasti akan mengalami penurunan tampilan saat semakin sering dipakai dan semakin banyak file yang disimpan. Solusinya gampang, cukup melakukan defrag secara terpola ketika fragmentasi sudah lumayan banyak.
Baca juga:4 Cara Cek Kesehatan Hard Disk dengan Praktis di Windows 10 Aplikasi Terbaik untuk Partisi Hard Disk PC & Laptop 10 Cara Merawat Hardisk Laptop semoga Awet dan Tahan Lama
Namun, gara-gara partisi yang banyak, kamu menjadi lebih sering melaksanakan defrag. Soalnya, partisi yang banyak memajukan pemecahan data ke lokasi (blok memori) yang berjauhan. Hal ini membuat hard disk memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencari satu file utuh, saat prosesor memberinya perintah.
Cara Menghapus Partisi
Dari penjelasan di atas, kau tentu sudah tahu beberapa catatan mengapa partisi tidak butuhbanyak-banyak. Kini saatnya untuk membicarakan cara untuk meniadakan sebagian partisi. Tentu saja caranya kondusif dan tidak akan menghapus file yang terkandung di partisi usang. Ada dua cara yang bisa kita lakukan: extend atau merger.
Cara extend prinsipnya menghapus partisi usang untuk membuat ruang kosong tak terpakai. Ruang itu lantas disertakan ke partisi yang masih ada. Cara ini bisa dilakukan tanpa aplikasi suplemen. Namun, kau membutuhkan hard disk eksternal atau media penyimpanan lain untuk mem-back up data dari partisi yang mau dihapus.
Sedangkan sistem merger prinsipnya menggabungkan secara pribadi dua partisi atau lebih menjadi satu. Metode ini tak membutuhkan hard disk eksternal atau media penyimpanan lain untuk melakukan back up data. Namun, yang diharapkan ialah aplikasi tambahan dari pihak ketiga. Sebab, fitur ini tak disediakan oleh Windows.
Menghapus Partisi Tanpa Aplikasi Tambahan
Simak langkah-langkah berikut ini untuk melakukan abolisi partisi dengan tata cara extend dari aplikasi bawaan Windows, Disk Management:
1. Tekan tombol Windows, kemudian ketikkan “Disk Management” di kolom penelusuran dan enter.
2. Di situ akan terlihat partisi-partisi dari media penyimpanan yang tertancap di komputer beserta kapasitasnya.
3. Arahkan kursor ke partisi yang hendak dihapus. Dalam pola ini, Carisinyal akan meniadakan partisi drive D. Perhatian! Sebelum meniadakan, lakukan back-up data dari partisi yang hendak dihapus.
4. Selesai mem-back up, klik kanan di partisi tujuan kemudian pilih “Delete Volume…“.
5. Kini kamu sudah menciptakan ruang kosong yang belum teralokasikan.
6. Langkah berikutnya yakni mengalokasikan ruang kosong ke partisi yang telah ada. Ruang kosong di contoh ini akan ditambahkan ke partisi drive C. Cara menambahkannya ialah dengan mengklik kanan drive C, kemudian pilih “Extend Volume…“
7. Setelah masuk ke menu “Extend Volume“, Windows akan mendeteksi eksistensi ruang kosong yang belum dialokasikan ke partisi mana pun: drive 0. Pastikan ruang yang mau dialihkan ke partisi C diikutkan semuanya. Lalu, klik “Next“.
8. Klik Finish untuk merampungkan proses.
9. Selesai. drive C yang semula punya kapasitas 218, 12 GB kini menjadi 223 GB.
Menghapus Partisi Menggunakan Aplikasi Tambahan
Ada banyak aplikasi pihak ketiga yang berkhasiat untuk menolong administrasi penyimpanan. Seperti EaseUS Partition Master Free, Mini Tool Partition Wizard, GParted Disk Partition, dan Paragon Partition Manager. Carisinyal menentukan satu yang gratis yaitu MiniTool Partition Wizard. Aplikasi ini akan kami pakai untuk menggabungkan dua partisi di hard disk eksternal. Berikut cara menggunakannya.
1. Unduh aplikasinya di situs resmi atau bisa diakses dari sini.
2. Install sampai kelar, kemudian buka aplikasinya. Setelah terbuka, aplikasi akan menampilkan seluruh gosip tentang drive berikut kapasitasnya.
3. Dalam teladan ini, Carisinyal akan menjajal memadukan drive F dan drive D pada Disk 2. Caranya, arahkan kursor ke salah satu drive (antara F dan D) lalu klik kanan. Kemudian, pilih “Merge“.
4. Kemudian, pilih disk dan partisi utama yang hendak dipertahankan.
5. Lalu, klik partisi yang mau dilebur ke partisi utama. Setelah itu, klik “Finish“.
6. Cek terlebih dulu apakah telah benar. Jika sudah, laksanakan prosesnya dengan mengklik “Apply” di pojok kiri bawah. Tunggu sampai akhir.
7. Kini dua partisi sudah bergabung menjadi satu. File yang ada di partisi terlebur pun tidak hilang, karena disimpan di folder berjulukan “merged_partition_content”.
Demikian klarifikasi perihal faedah memakai partisi sedikit dan cara meniadakan partisi berlebih di hard disk. Terkait penghapusan partisi, cara kedua menggunakan aplikasi aksesori memang lebih mudah. Sebab, kamu tak perlu melakukan back up data dari partisi yang hendak dihapus.
Namun, cara pertama bisa kamu lakukan kalau sedang memiliki akses internet untuk mengunduh, atau sudah punya aplikasinya. Oh iya, untuk yang ingin tahu cara partisi hard disk, kami punya tutorialnya yang mampu dikunjungi di link ini.
Tag: Storage