Cara Menjadikan Google Selaku Halaman Awal Google Chrome
Tahukah kau bahwa ada aneka macam macam mesin telusur (web) di internet? Beberapa nama mungkin tak ajaib dan pernah kamu dengar. Seperti Ask, Aol, Microsoft Bing, Yahoo, Yandex, dan lain sebagainya. Namun, seluruh mesin pencarian di dunia ini tak ada apa-apanya bila daripada Google. Per Desember 2020, 91,38 persen pengguna mesin pencari web memilih Google sebagai andalan.
Pangsa pasar Google di jagat mesin penelusuran web pun mengalahkan Bing (2,69 persen), Yahoo (1,46%), Baidu (1,36%), Yandex (1%), dan DuckDuckGo (0,6%). Bisa dibilang, orang-orang kini selalu membuka Google untuk untuk mencari apa pun. Mulai dari info, alamat, barang konsumsi, lowongan kerja, kiat, acuan akademik, video, musik, hingga resep masakan. Seluruh berita yang diharapkan pengguna internet ada.
Maka tidak aneh jika sebagian orang Indonesia menjuluki mesin pencari yang satu ini dengan istilah “Mbah Google”. Pasalnya, Google paling mampu memberi tanggapan berupa gosip dengan segera dan tepat. Tidak hanya itu, sajian info yang ada di Google paling komplet ketimbang mesin pencarian lain. Lantas bagaimana sih awal mula Google bangun?
Sejarah Singkat Google
Mahasiswa baru pascasarjana Ilmu Komputer Universitas Stanford, Larry Page, tengah menjalani periode orientasi pada isu terkini panas 1995. Saat itulah dia bertemu dengan Sergey Brin yang mengenalkan lingkungan kampus dan sekitarnya. Pertemuan itu ternyata berlanjut karena mereka mempunyai kesamaan pandangan atas apa yang mereka pelajari di kampus.
Hingga hasilnya mereka tergabung dalam sebuah proyek digitalisasi perpustakaan kampus. Brin punya wangsit untuk mengembangkan sistem penambangan data. Sedangkan Page konsentrasi pada rancangan pengutipan suatu makalah observasi yang mampu didapatkan di makalah lain. Dua fatwa yang berbeda itu lantas melebur menjadi sebuah riset kepada 518 juta laman web, dan diabadikan dalam suatu jurnal berjudul “Anatomi Mesin Pencari Web Hipertekstual Skala Besar”.
Jurnal itu melahirkan metode algoritma “PageRank” yang kelak jadi Google. Fungsinya ialah untuk mengubah data backlink yang dikumpulkan oleh bot pengindeks website (spiderbot) menjadi sebuah menu penting dalam laman web tertentu. Pendeknya, PageRank mengutamakan suatu laman web ketimbang laman web lain. Algoritma ini bakal mengukur objektivitas link yang ditautkan dalam suatu laman.
Semakin objektif link yang ditautkan, potensi sebuah laman web berada di urutan teratas kian besar. Di segi lain, Brin dan Page tak memungkiri bahwa PageRank terinspirasi dari buah anggapan ilmuwan asal Tiongkok, Robin Li Yanhong. Li merupakan penemu algoritma RankDex yang jadi motor mesin pencari paling besar di Negeri Tirai Bambu, Baidu sehingga Google bisa dikatakan yaitu kerabat dari Baidu.
Brin dan Page pun sadar bahwa cara kerja algoritma PageRank mampu menjadi mesin pencari yang lebih baik dibandingkan dengan yang telah ada era itu. Pasalnya berdasarkan Brin dan Page, sistem standard vector space yang banyak digunakan oleh mesin pencarian saat itu kurang manis. Metode tersebut berpatokan pada seberapa sering laman web mendapat pembaruan, dan ada berapa banyak kata kunci yang terdapat di dalam laman web.
Mesin penelusuran berbasis PageRank jadinya muncul dengan nama “BackRub” pada 1996. BackRub ditulis dengan bahasa pemrograman Java dan Phyton, serta dijalankan dengan komputer sederhana bersistem operasi Linux. Awalnya, mereka melaksanakan BackRub dengan memanfaatkan ruang di asrama Page sebagai laboratorium kecil.
Sementara komputer yang digunakan sebagai server dibangun dari komponen-unsur murah. Komputer tersebut lantas dihubungkan ke jaringan internet Universitas Stanford. Hanya, kampus tak bersedia bila servernya berurusan karena dipakai secara berlebihan oleh Brin dan Page. BackRub pun pindah dengan membangun kantor sendiri di garasi rumah Susan Wojcicki, wanita yang kini jadi CEO YouTube.
Pada September 1997, Larry Page ingin mengembangkan kesanggupan biar BackRub makin gampang diakses oleh orang. Spekulasi pergeseran nama pun mengemuka saat itu. Salah satu sobat sekampus, Sean Anderson, yang mendengar rencana Page, merekomendasikan untuk memberi nama “googolplex”. Nama tersebut terinspirasi dari perumpamaan dalam matematika saat angka 1 dibarengi oleh 100 angka 0.
Namun, Page ingin semoga nama tersebut diperpendek. Ia pun setuju berceloteh “googol”. Anderson kemudian secepatnya bergegas menolong Page untuk memeriksa dan mendaftarkannya sebagai alamat domain baru.
Baca juga:Cara Menghapus History Google Chrome di PC dan HP Android Cara Mudah Menonaktifkan Notifikasi Chrome yang Mengganggu Inilah Cara Mudah Menghapus Riwayat Pencarian di Google
Sayangnya, Anderson melakukan kesalahan karena menulisnya dengan “google”. Penulisan typo yang dijalankan Anderson itu ternyata malah disenangi Page. Domain google.com akhirnya resmi meluncur mulai 15 September 1997 dan menjadi nama yang kita kenal sampai hari ini.
Cara Kerja Google
Dalam situs resmi perusahaan, Google menerangkan ada tiga pekerjaan yang mereka kerjakan sebelum menghidangkan hasil pencarian kepada pengguna. Tiga pekerjaan itu yaitu: Crawling and Indexing, Algoritma Penelusuran, dan Penyajian.
- Crawling and Indexing
Sebelum seseorang melakukan penelusuran, mesin perayap situs (crawler) telah lebih dahulu mengunjungi triliunan situs yang ada di dunia maya. Mesin tersebut menggunakan tautan yang ada di dalam suatu situs untuk memperoleh halaman lain. Selain itu, mesin perayap akan mengecek apakah terdapat pergantian di dalam situs, atau adakah tautan yang telah tak aktif pada halaman web.
Setelah informasi terkait situs didapat, mesin perayap akan mengantarkan data ke server Google. Data-data tersebut isinya terkait halaman web seperti keyword hingga pembaruan yang terjadi. Data kemudian diproses dan diatur ke dalam indeks pencarian. Indeks pencarian berisi ratusan miliar halaman dan punya kapasitas sampai 100 juta GB
- Algoritma Penelusuran
Proses berikutnya adalah pemilahan dengan algoritma penelusuran. Ratusan miliar halaman web di indeks pencarian akan diseleksi untuk menemukan yang paling berkaitan dan cocok. Faktor yang memengaruhi relevansi ialah seberapa berguna suatu halaman web, tingkat kemampuan sumber, dan lokasi Anda mengakses.
Menariknya, proses pemilahan dengan algoritma pencarian ini hanya ditempuh dalam sekejap. Sekitar 1/8 detik sehabis Anda mengetikkan kata di kolom penelusuran. Satu kata yang dimasukkan pasti punya beberapa definisi. Karena itu, Google juga menciptakan tata cara persamaan kata untuk membantu algoritma penelusuran mengetahui maksud dari kata yang dimasukkan.
Dengan begitu, algoritma pencarian mampu menghidangkan hasil dengan prediksi terbaik, sekalipun kata yang dimasukkan mengalami kesalahan eja. Bahkan, algoritma penelusuran juga mampu menampilkan hasil spesifik, meski cuma satu kata yang terisi di dalam kolom pencarian. Misalnya, ketika Anda mengetik kata “cuaca”, maka yang ditampilkan yaitu seluruh gosip cuaca di kawasan Anda berada pada detik itu juga.
- Penyajian
Sebagaimana yang sudah sedikit disinggung di poin algoritma penelusuran, Google mampu menampilkan hasil spesifik meski hanya satu kata yang dimasukkan. Hal ini merupakan upaya Google untuk memberi penyajian yang bermacam-macam, tidak sekadar tautan. Bisa gambar, infografik, video, animasi, dan lain sebagainya.
Pasalnya, Google paham bahwa hasil yang spesifik justru lebih membantu pada perangkat mirip ponsel. Mengingat ponsel punya bandwidth terbatas, dan kegiatan klik ke banyak situs dapat menurunkan performanya.
Penyempurnaan terus dijalankan oleh Google. Seperti yang dilakukan pada 2018, ketika mereka melaksanakan 3234 penyempurnaan supaya penelusuran kian baik. Perayapan web dan pengindeksan tetap dikerjakan guna memilah mana web yang informasinya selalu up-to-date, dan mana web yang informasinya stabil. Semua dilakukan berdasarkan keyword atau kueri yang dimasukkan.
Menjadikan Google selaku Halaman Awal pada Google Chrome
Sepertinya tak perlu menceritakan apa hal yang membuat Google menarik. Sebab, setiap pengalaman yang Anda rasakan ketika mengakses Google, tentu meninggalkan kesan beragam. Mungkin ada yang senang alasannya fiturnya yang lengkap, mungkin juga ada yang senang alasannya mampu eksklusif menampilkan isu sesuai harapan.
Dengan kehadiran Google, alur gosip makin cepat. Orang-orang pun ingin supaya segala hal makin sederhana tanpa bertele-tele. Termasuk bagaimana mengakses Google tanpa mesti mengetik alamatnya di browser (peramban). Jika Anda merupakan pengguna peramban Google Chrome di komputer, ikuti tindakan berikut untuk mempersingkat terusan menuju Google:
1. Buka peramban Google Chrome Anda.
2. Klik titik-titik vertikal di pojok kanan atas, lalu klik “Settings“
3. Kemudian, klik “Search engine“. Di bab “On startup“, isi bundar kosong di samping kiri tulisan “Open a specific page or set of pages” dengan cara mengkliknya.
4. Jika telah, klik “Add a new page“.
5. Isikan “google.com” dalam kolom dan klik Add.
6. Tutup Google Chrome Anda. Kini setiap kali membuka Google Chrome, alamat Google akan otomatis terakses.
Demikian sejarah Google, cara kerjanya dalam menghidangkan hasil pencarian, dan mengontrol biar mampu pribadi terakses dikala membuka Google Chrome. Kehadiran Google pada tamat periode ke-20 sungguh-sungguh mampu memberi faedah bagi manusia untuk lebih produktif.
Orang kini tak perlu mengeluarkan banyak duit, waktu, dan tenaga untuk menerima isu yang diharapkan. Di manapun berada, kita mampu mendapatkan info terbaru secara gratis ketika mengakses google dengan jaringan internet.
Tag: Google Chrome